Yaroslav Stetsko lahir pada 19 Januari tahun 1912 di kota Ternopil, yang waktu itu dimiliki oleh Kekaisaran Austria-Hongaria. Ini adalah orang yang mendedikasikan seluruh hidupnya untuk perjuangan atas pembebasan nasional Ukraina dan kebangkitan kenegaraannya. Dia menjadi bukan hanya Wakil kepala organisasi nasionalis Ukraina utama Stepan Bandera, tetapi juga kepala pemerintahan – Dewan Negara Ukraina, dan Bersama dengan itu – dia menjadi Kepala Blok Bangsa-Bangsa Anti-Bolshevik.
Ayah Yaroslav adalah seorang imam dan meninggal dunia waktu Yaroslav berusia 11 tahun saja. Dari masa kanak-kanak Yaroslav membaca banyak. Dia lulus dari Ternopil Gimnasium dengan penghargaan, setelah itu ia memasuki Fakultas Filsafat Universitas Lviv, pada saat yang sama, dia belajar di Fakultas Hukum Universitas Krakow. Dan khususnya selama tahun-tahun di gimnasium dan waktu belajar, ia pernah bergabung dengan Gerakan Pembebasan Ukraina , seperti banyak pemuda Ukraina lainnya di Polandia Interwar:
«Saya mulai ikut kegiatan revolusi sudah sebagai siswa gimnasium. Pada tahun 1928 saya masuk ke Organisasi Nasionalis Pemuda “Yunatstvo” (dlm Bahasa Indonesia “Para pemuda”) yang bertugas untuk pendidikan Nasionalis-Revolusioner bagi para pemuda. Organisasi juga mendorong para pemuda untuk berjuang terhadap pendudukan, melakukan sabotase hari libur umum Polandia, yang kami pernah dipaksa untuk merayakan sebagai peringatan ciptaan negara Polandia, pendudukan Lviv, dll».
Yaroslav pernah menjadi anggota Organisasi Militer Ukraina, dan kemudian organisasi yang baru yaitu Organisasi Nationalis Ukraina (OUN). Dua-dua organisasi itu telah dipimpin oleh Kolonel Yevgeny Konovalets. Dalam OUN Yaroslav pernah mengedisi majalah “Yunatstvo”, “Yunak”, “Buletin Eksekutif Nasional OUN di wilayah barat Ukraina”. Dia pernah ditangkap tiga kali oleh pihak pemerintah Polandia karena kegiatannya yang pro-Ukraina. Dia telah disiksa (200 jam tanpa tidur dalam posisi duduk) dan akhirnya dijatuhi hukuman lima tahun penjara, tetapi menjalani setengah masa hukumannya saja dan dibebaskan dengan amnesti.
Pada tahun 1940, Yaroslav Stetsko mendukung Stepan Bandera, yang membentuk kepemimpinan revolusioner OUN (OUN-B). Dia pernah menjadi wakil Bandera di dalam organisasi.
Pada Juni 1941, dengan memutuskan untuk menggunakan serangan Jerman di Uni Soviet untuk membangun kembali negara Ukraina, Stetsko bersama sekelompok orang yang berpikiran sama pindah ke Lviv. Di sana, Majelis Nasional Ukraina diadakan, yang pada 30 Juni memproklamirkan Undang-Undang Pemulihan Negara Ukraina, dan Yaroslav Stetsko menjadi kepala pemerintahan – Pemerintah Nasional Ukraina. Namun, keberadaan Ukraina yang merdeka dan berdaulat waktu itu tidak termasuk dalam rencana penjajah Nazi. Sudah pada awal Juli, mereka menangkap Stetsko dan melemparkannya ke kamp konsentrasi Sachsenhausen dekat Berlin. Dia berada di sana di sel isolasi “Zellenbau” lebih dari 3 tahun sampai bulan September tahun 1944. Namun, seperti Stepan Bandera, dia telah menolak mencabut UU dari tanggal 30 Juni.
Di kamp konsentrasi, kesehatan Stetsko memburuk, ia menderita rematik, radang sendi, dan penyakit perut. Setelah dibebaskan, ia melarikan diri dari pengawasan Gestapo dan mulai tinggal di Munich. Pada akhir perang ia diserang oleh pesawat Amerika, terluka parah, tetapi pulih.
Setalah Perang Dunia ke-2 Yaroslav Stetsko tinggal di German Barat. Dia memimpin Organisasi Nasionalis Ukraina (Revolusioner) (OUN-B) dan Blok Bangsa-Bangsa Anti-Bolshevik (ABN) yang pernah menyatukan perwakilan dari selusin setengah negara yang diperbudak, bertujuan untuk menghancurkan Bolshevisme dan disintegrasi Uni Soviet. Ia berhasil mendirikan pusat ABN di Asia Tenggara, Afrika, dan Amerika Latin. Dia telah memegang posisi senior di Liga Anti-Komunis Dunia dan Dewan Kebebasan Eropa.
Yaroslav Stetsko menekankan keperluan menyatukan upaya Amerika Serikat dan Eropa Barat untuk menghadapi Uni Soviet dengan lebih sukses. Dia pernah punya pertemuan pribadi dengan Presiden AS Richard Nixon dan Ronald Reagan, Presiden Prancis Charles de Gaulle, dan Kanselir Jerman Konrad Adenauer. Dia juga telah menulis beberapa karya ideologis dan teoretis («Konsep Pembebasan Ukraina», «Situasi Internasional dan Ukraina», «Pemberontakan Melawan Materialisme», «Kekuatan – argumen utama melawan Rusia»).
Dia pernah berkata: «Kami tertarik dalam setiap kekalahan Rusia, setiap sumber serangan baru dengan Moskow bagus bagi kami. Jangan takut melakukan sesuatu, semakin banyak, semakin baik. Siapapun yang mengalahkan Moskow secara langsung melakukan perbuatan baik».
Dari tahun 1946, Stetsko menikah dengan Anna Muzyka, yang mengambil nama Yaroslava (Slava) Stetsko dan menjadi pendamping yang setia suaminya. Dia telah hidup 17 tahun lebih daripada suaminya, dan dia melihat sendiri masa pemulihan kemerdekaan Ukraina, dia pernah terpilih sebagai wakil Verchovna Rada (Dewan Tertinggi Ukraina) dalm konvokasi II, III dan IV. Dia memimpin para deputi untuk sumpah sebagai wakil tertua dari deputi korps.
Yaroslav Stetsko meninggal dunia pada 5 Juli 1986 di Munich. Dia dimakamkan di Pemakaman Walffriedhof, di mana Stepan Bandera, Dmytro Doroshenko, Andriy Livytsky, Mykola Kapustyansky dan banyak tokoh Ukraina lainnya juga menemukan istirahat abadi.
Di antara pernyataan Yaroslav Stetsko, yang tidak kehilangan relevansi pada zaman kini kita bisa menemukan yang berikutnya:
«Mereka (Rusia), yang mempunyai suara penentu di dunia, membenci Ukraina, membenci para pendukung gagasan kebebasan dan kemerdekaan, membenci spiritualitas kepahlawanan, penghormatan kepada martabat manusia, membenci pejuang untuk sesuatu yang tidak berwujud, untuk nilai-nilai atas mana seorang tidak takut untuk mati. Mereka juga membenci ide kemuliaan, kebenaran, kebebasan, keadilan, membenci semua mitos dan legenda tanah air kami, tradisi dan prospeknya yang hebat di Timur. Mereka membenci kami sebagai pembela kehendak semua orang yang ditindas oleh Moskow. Mereka semua tidak dapat dipahami dan dibenci oleh para pengemban hedonisme dan materialisme, yang bagi mereka «kedamaian», meskipun busuk, «kesejahteraan», bahkan seketika, adalah di atas segalanya. Mereka tidak tahan dengan kita yang selama tahun-tahun ini di katakombe dan bunker bawah tanah, sampai kini melindungi semua yang agung, mulia dan ideal, semua yang menciptakan esensi manusia, yang selalu berjuang dan bersaing, tetapi tidak pernah mencapai cita-cita – itu semua yang dimiliki oleh Eropa yang heroic dan yang mencintai kebebasan dan semua orang di dunia yang juga mencintai kebebasan».
Yang lagi:
«Dunia Barat tidak perlu takut untuk menentang orang-orang Rusia, jika mereka akan ambil ide-ide kami sebagai milik mereka. Perjuangan untuk keadilan bagi semua, untuk kesetaraan semua orang adalah satu-satunya jaminan kemenangan atas Bolshevisme dan imperialisme Rusia. Tidak ada yang bisa dengan jelas melawan gagasan kebenaran, kehendak, dan keadilan yang diimplementasikan. Tetapi itu juga tidak mungkin untuk mendeklarasikan kebebasan tetapi pada saat yang sema melakukan yang sebaliknya seperti yang dilakukan oleh Moskow. Waktu Barat berusaha untuk berkompromi dengan Rusia, misalnya mempertahankan status quo tahun 1939, jadi itu berarti mereka tidak akan mencapai tujuan yang lama tapi mereka akan memanjakan kejahatan, ketidakadilan dan penawanan, dan juga mendorong orang lain untuk melakukannya. Jika Barat menyatakan bahwa berjuang pada umumnya melawan semua perbudakan, untuk keadilan mutlak dan kesetaraan bagi semua orang tidak tergantung dari ras, ukuran, kekayaan, agama – maka itu akan menarik semua elemen positif dan kreatif, bahkan di antara orang-orang Rusia dan akan memberi dasar moral untuk perlawanan terhadap unsur-unsur jahat. Tetapi jika melakukan setengah saja dari semua itu – itu tidak akan berhasil. Bangsa Rusia, seperti setiap bangsa, harus memiliki negara sendiri dengan perbatasan etnografisnya sendiri, tanpa penindasan, eksploitasi, dan penaklukan orang lain, dan ini adalah satu-satunya slogan yang harus ditinggalkan Barat untuk Rusia. Jika slogan itu akan disadari oleh orang-orang Rusia yang peling sadar dan cerdas – itu akan mendorong semua mereka untuk berjuang terhadap imperialisme. Tapi yang penting di sini, konsepsi itu pertama-tama harus idukung oleh pihak Barat, dan tidak mendukung sebuah penjara bangsa-bangsa. Kejahatan tidak pernah dikalahkan di bawah panji kesatuan kebaikan dan kejahatan, tetapi kejahatan selalu menang dalam kasus seperti itu. Kita melihat contoh dari aliansi kekuatan besar Barat di kubu yang sama dengan Bolshevik melawan kejahatan Hitler. Akibatnya, bukan Bolshevisme tetapi dunia Barat yang kalah perang secara politik, bukannya disintegrasi dan menghancurkan dua kerajaan barbar selama Perang Dunia II dengan bergabung dengan gerakan pembebasan nasional. Oleh karena itu, pada awal tahun 1953, keinginan kami adalah agar dunia bebas Barat akhirnya menemukan dasar untuk kerjasama jangka panjang dengan orang-orang yang diperbudak, dan dengan demikian memulai jalan kemenangan kebaikan atas kejahatan dan kegelapan yang akan datang ke semua dari imperialisme Moskow».
Hal yang menarik dan penting untuk ditegaskan adalah bahwa Yaroslav Stetsko pernah dua kali ke Indonesia. Khususnya, ia ikut dalam pembukaan kompleks peringatan untuk menghormati para jenderal Indonesia yang disiksa oleh pemberontak komunis. Dalam karya-karyanya, Yaroslav Stetsko berbicara dengan penuh hormat tentang perjuangan heroik rakyat Indonesia untuk kemerdekaan. Dia banyak menulis khususnya tentang gerakan pembebasan di negara-negara yang dijajah: “ Kami belum lihat faktor kedaulatan rakyat-rakyat itu seperti OUN dan UPA. Rupanya, hanya pejuang Indonesia yang menjadi pejuang dua front seperti OUN dan UPA selama Perang Dunia II, yang mengarah pada kemerdekaan Indonesia”. Stetsko sangat menghargai kepentingan ideologi Pancha Sila dan juga menekankan kesamaannya dengan ideologi pejuang kemerdekaan Ukraina.
Sebagai kesimpulan, perlu diingatkan kembali kepada teman-teman Indonesia yang percaya pada propaganda Rusia bahwa itu Rusia yang telah membunuh jutaan Muslim secara fisik sejak abad pertengahan. Ketika Rusia merebut Kazan Khanate yang merdeka, kota Kazan dihancurkan pada tahun 1552, puluhan ribu Muslim pernah dibunuh. Ini ditulis dalam buku-buku Rusia dan orang Rusia senang membaca itu. Rusia melakukan genosida terhadap masyarakat Muslim Kaukasus Utara pada abad 18 dan 19, dan sudah terjadi dua perang Chechnya di mana puluhan ribu Muslim telah dibunuh oleh tentara Rusia. Dan bisakah kita melupakan kejahatan berdarah Rusia di Asia Tengah, di Afghanistan? Bagaimanapun, orang Indonesia harus jelas tentang satu kebenaran sederhana. Komunisme yang digunakan pertama kali di Rusia merupakan kejahatan dunia, dan dari Rusia komunisme pernah disebar ke seluruh dunia. Ini menjadi semacam imperialisme Rusia dan membawa benyak penderitaan, termasuk bagi rakyat Indonesia. Dan ketika Uni Soviet runtuh, Rusialah yang secara resmi menyatakan dirinya sebagai penerus komunisme.
Teman-teman Indonesia yang terkasih, ingatlah bahwa dunia telah sangat berubah dalam seratus tahun terakhir, tetapi sifat kriminal imperialisme Rusia, yang merupakan akar kejahatan dunia, tetap sama, tetapi keinginan kita untuk berjuang dan menang juga tetap sama. Bagaimanapun, kemenangan Ukraina akan berarti kemenangan kebaikan atas kejahatan!